Kamis, 26 Mei 2011

Anak Lingkungan

Anak Lingkungan
"Kita adalah anak lingkungan kita. Siapa kita, bisa dilihat dari siapa sahabat dan teman-teman terdekat kita".
Abu Hurairah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“(Agama) seseorang (dikenal) dari agama temannya maka perhatikanlah siapa temanmu.” (As Shahihah 927)
Kalimat itu masih saya ingat, ketika guru ngaji pertama saya memberikan taujihnya yang selalu saya rasakan 'renyah'.
Pembaca yang baik, izinkan saya bercerita ya?
Ketika anak-anak dulu, tentu kita tidak terlalu pilah pilih teman, siapa yang nemplok dan mau bermain, itulah teman kita. Teman bermain tali karet, petak umpet, petak jongkok, gobak sodor, masak-masakan, semua begitu menyenangkan. Bahkan inovasi permainan bisa kami ciptakan bersama. 
Ketika beranjak remaja, saya memilih teman yang 'baik', dalam hal akademis, pergaulan, dan yang terpenting lagi loyalitas persahabatannya. Saya bangga bisa menjadi bagian dari mereka. 
Dengan bertambahnya waktu, saya harus lebih cerdas memilih lingkungan dimana saya harus 'bernaung'. Karena saya tahu, saya tidak boleh dan tidak mau menjadi manusia biasa-biasa saja. Berpikir panjang untuk masa depan, bukan hanya di dunia, tetapi juga masa depan akhirat saya. Untuk itu, saya tidak boleh berada di lingkungan orang-orang yang tidak mendukung ke-luar biasa-an penciptaan dirinya.

Diri kita sekarang, adalah hasil dari pola asuh lingkungan kita, setelah keluarga/orang tua, adalah teman, organisasi yang kita ikuti, buku yang dibaca, peristiwa yang dialami/pengalaman hidup, apa yang dilihat, dirasakan, didengar, yang menjadi bagian lingkungan yang membentuk diri kita.

Dalam hal ini orang tua dan keluarga sangat berperan terhadap pilihan anak mereka. Mau memilih lingkungan yang mana anak kita ketika waktu mereka lebih banyak diluar rumah? Dari alam pikiran dan hati mereka akan memilih, sesuai nilai-nilai yang ditanamkan orang tua dan keluarga mereka sejak lahir, balita, hingga dewasa.

Salah satu bagian hidup yang sangat saya syukuri adalah Allah telah memberi kesempatan saya menghirup aroma dakwah dalam lingkungan tarbiyah. Walau nilai tarbiyah tidak ditanamkan sejak dini, tapi nilai spiritual dan moral tetap mereka tanamkan pada saya. Alhamdulillah...

Semoga anak-anak saya kelak, (semoga Allah segera mengaruniakan,amin), siswa-siswa yang saya sayangi, maupun anak-anak di luar sana yang belum mendapat kehidupan yang layak, tetap cerdas memilih lingkungannya, sehingga mereka bisa menjaga diri mereka, melindungi kristal setiap sel otak mereka, menanam benih kebaikan dalam hati mereka, dan menyemai ketangguhan pada jiwa mereka. Sehingga, waktu akan membuktikan bahwa dunia dalam genggaman mereka. amiin..  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar